a college student from gunadarma university
elah-suryani. Powered by Blogger.

Friday, June 14, 2013

Konflik Google dengan Twitter


Konflik merupakan suatu kejadian yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat atau karena kurangnya sumber daya yang tersedia.  Terdapat berbagai macam konflik yang terjadi di masyarakat, seperti konflik antar individu, antar organisasi, antar kelompok, individu dengan kelompok, individu dengan organisasi dan lain sebagainya.  Contoh konflik antar organisasi terjadi  pada Twitter dan Google yang memanas karena masalah fitur real-time search yang berisi info terkini dari pencarian kata kunci. Realtime ini diperoleh dari data microblogging (update status) milik Twitter, Facebook atau situs jejaring sosial lainnya. Fitur tersebut sebelumya sempat Google berikan pada jejaring sosial Facebook dan Twitter, namun facebook lebih memilih Bing sebagai partnernya (pencarian atau penterjemahan). Kemudian pada tanggal 2 Juli 2011, pihak Twitter pun mengikuti langkah facebook dengan menghentikan kerjasama terhadap pihak Google serta membatasi akses Google bot dari data “update status” para pengguna Twitter.

Pada akhirnya, sebagai langkah promosi pihak Google terhadap Google plus yang merupakan produk jejaring sosialnya kemudian Google memodifikasi fasiltas real-time search sehingga hasil pencarian berasal dari data-data pada jejaring sosial milik mereka tersebut.  Ironisnya, tindakan ini membuat  pihak Twitter berang dan menyatakan bahwa Google mengacaukan dunia internet karena hasil pencarian jelek dari mereka (Google). Pihak Twitter berpendapat bahwa setiap harinya mereka mengirimka 250 juta info terkini di berbagai topik,  seharusnya mereka yang lebih berhak mendapatkan servis real-time seacrh ketimbang jejaring sosial “kecil” milik Google.

Dalam hal ini Twitter seakan lupa bahwa mereka sendiri yang mencoba lepas dari Google. Layanan yang mereka keluhkan pun merupakan milik Google, maka jelas Google berhak berinovasi di layanan milik mereka sendiri. Jika pihak Twitter komplain terhadap tindakan Google, maka seharusnya mereka membuat situs pencarian internet milik mereka sendiri.

Dari konflik yang terjadi pada Google dan Twitter tersebut seharusnya tidak akan terjadi  jika pihak Twitter tidak mudah melepaskan hubungan kerjasama dengan Google dimana sebenarnya kerjasama diantara mereka tidak ada pihak yang dirugikan.  Twitter juga seharusnya belajar dari Google mengenai langkah Google yang membayar Firefox agar halaman utama google tetap digunakan oleh Forefox ketika browser pertama kali dijalankan.


0 comments:

Post a Comment

Template by:
Free Blog Templates